Jujur, aku masih ingat pertama kali benar-benar memahami makna dua ayat terakhir dari Surat Al Baqarah ayat 285 dan 286 ini. Waktu itu, aku sedang mengalami masa sulit—banyak tekanan, banyak ketakutan. Lalu seseorang berkata, “Baca ayat terakhir Al-Baqarah sebelum tidur, insyaAllah hatimu lebih tenang.”
Aku penasaran. Kenapa ayat ini begitu istimewa? Aku pun mulai mencari tahu.
Makna Mendalam Surat Al-Baqarah Ayat 285
اٰمَنَ الرَّسُوۡلُ بِمَاۤ اُنۡزِلَ اِلَيۡهِ مِنۡ رَّبِّهٖ وَ الۡمُؤۡمِنُوۡنَؕ كُلٌّ اٰمَنَ بِاللّٰهِ وَمَلٰٓٮِٕكَتِهٖ وَكُتُبِهٖ وَرُسُلِهٖ ۚ لَا نُفَرِّقُ بَيۡنَ اَحَدٍ مِّنۡ رُّسُلِهٖ ۚ وَقَالُوۡا سَمِعۡنَا وَاَطَعۡنَا ۖ غُفۡرَانَكَ رَبَّنَا وَاِلَيۡكَ الۡمَصِيۡرُ
“Aamanar-Rasuulu bimaaa unzila ilaihi mir-Rabbihii walmu’minuun; kullun aamana billaahi wa Malaaa’ikathihii wa Kutubhihii wa Rusulih laa”
Artinya:
“Rasul (Muhammad) beriman kepada apa yang diturunkan kepadanya (Al-Qur’an) dari Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semua beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya. (Mereka berkata), “Kami tidak membeda-bedakan seorang pun dari rasul-rasul-Nya.” Dan mereka berkata, “Kami dengar dan kami taat. Ampunilah kami Ya Tuhan kami, dan kepada-Mu tempat (kami) kembali.”
Di sini, aku belajar bahwa iman itu bukan cuma sekadar percaya, tapi juga penerimaan total tanpa syarat. Para sahabat tidak menuntut bukti ilmiah atau pembuktian logis yang berlebihan—mereka hanya percaya karena yakin Allah Maha Benar.
Lalu bagian paling indah dari ayat ini? “Sami’na wa atha’na. Ghufranaka Rabbana wa ilaykal masir.”
Artinya: “Kami dengar dan kami taat. Ampunilah kami, ya Rabb, dan kepada-Mu lah tempat kembali.”
Ayat ini seperti tamparan lembut. Berapa kali aku mendengar perintah Allah, tapi menunda untuk taat? Kadang kita terlalu banyak beralasan, “Nanti saja, kalau sudah siap.” Padahal, sahabat Nabi langsung berkata, “Sami’na wa atha’na,” tanpa tapi.
Surat Al-Baqarah Ayat 286: Janji Allah yang Menenangkan
لَا يُكَلِّفُ اللّٰهُ نَفۡسًا اِلَّا وُسۡعَهَا ؕ لَهَا مَا كَسَبَتۡ وَعَلَيۡهَا مَا اكۡتَسَبَتۡؕ رَبَّنَا لَا تُؤَاخِذۡنَاۤ اِنۡ نَّسِيۡنَاۤ اَوۡ اَخۡطَاۡنَا ۚ رَبَّنَا وَلَا تَحۡمِلۡ عَلَيۡنَاۤ اِصۡرًا كَمَا حَمَلۡتَهٗ عَلَى الَّذِيۡنَ مِنۡ قَبۡلِنَا ۚرَبَّنَا وَلَا تُحَمِّلۡنَا مَا لَا طَاقَةَ لَنَا بِهٖ ۚ وَاعۡفُ عَنَّا وَاغۡفِرۡ لَنَا وَارۡحَمۡنَا ۚ اَنۡتَ مَوۡلٰٮنَا فَانۡصُرۡنَا عَلَى الۡقَوۡمِ الۡكٰفِرِيۡنَ
“La yukallifullahu nafsan illa wusaha, laha ma kasabat wa alaiha maktasabat, rabbana la tu’akhizna in nasina au akhta’na, rabbana wa la tahmil alaina isran kama hamaltahu alal-lazina min qablina, rabbana wa la tuhammilna ma la taqata lana bih(i), wafu anna, wagfir lana, warhamna, anta maulana fansurna alal qaumil-kafirin”
Artinya
“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Dia mendapat (pahala) dari (kebajikan) yang dikerjakannya dan dia mendapat (siksa) dari (kejahatan) yang diperbuatnya. (Mereka berdoa), “Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami melakukan kesalahan. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebani kami dengan beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tidak sanggup kami memikulnya. Maafkanlah kami, ampunilah kami, dan rahmatilah kami. Engkaulah pelindung kami, maka tolonglah kami menghadapi orang-orang kafir.”
Sering kali kita merasa hidup ini terlalu berat. Aku pun pernah berada di titik di mana rasanya semua beban datang bersamaan. Tapi ayat ini seperti pengingat lembut bahwa Allah tidak akan pernah memberikan cobaan di luar batas kemampuanku. Kalau aku diuji, itu berarti aku mampu menghadapinya.
Dan yang paling menenangkan? Doa yang ada di akhir ayat ini:
“Rabbana la tu’akhidzna in nasina aw akhta’na.”
(“Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau melakukan kesalahan.”)
Betapa Allah Maha Pengasih! Dia tahu kita ini manusia—tempatnya lupa dan salah. Tapi selama kita meminta ampun, Allah siap mengampuni.
Baca Juga: Surat Yasin, Ayat Ke-36 yang Penuh Keutamaan dan Makna
Keutamaan Dua Ayat Ini
Dari hadits Nabi ﷺ, ada beberapa keutamaan membaca dua ayat terakhir Surat Al-Baqarah ini:
- Dibaca sebelum tidur, cukup sebagai perlindungan malam itu (HR. Bukhari & Muslim).
- Mendatangkan ampunan dan rahmat Allah karena isinya adalah doa permohonan pengampunan.
- Meneguhkan iman dan ketakwaan, karena ayat ini adalah bentuk keyakinan dan kepasrahan total kepada Allah.
Sejak tahu maknanya yang ada di Surat Al Baqarah Ayat 285 dan 286, aku berusaha membacanya setiap malam. Dan benar saja—perasaan gelisah yang sering datang di malam hari jadi berkurang. Ada rasa tenang, rasa percaya bahwa apapun yang terjadi, Allah sudah menakar segalanya dengan adil.
Kalau kamu belum membiasakan membaca dua ayat ini sebelum tidur, coba deh. Rasakan sendiri bagaimana hati jadi lebih damai.