Al-Qur’an, sebagai kitab suci umat Islam, mengisahkan banyak cerita tentang umat terdahulu yang dihancurkan karena keingkaran mereka terhadap para nabi dan pelanggaran terhadap perintah Allah. Kisah-kisah ini bukan sekadar sejarah masa lalu, tetapi menyimpan pelajaran berharga bagi kita yang hidup di jaman modern seperti masa sekarang.
4 Alasan Utama Kehancuran Umat Terdahulu
1. Mengingkari utusan Allah
Bagi mereka yang menolak kebenaran, yang dibawa oleh para nabi dan rasul, yang diutus untuk memberikan petunjuk dari Allah SWT.
2. Kesombongan dan selalu merasa unggul
Mereka merasa paling kuat, paling pandai, sehingga meremehkan peringatan dari Allah SWT.
3. Berbuat zalim
Mereka sering melakukan kezaliman kepada sesama, menindas, merampas hak orang lain, dan berlaku sewenang-wenang.
4. Menyembah selain Allah
Mereka menyembah berhala, benda langit, atau kekuatan alam yang mereka anggap sebagai dewa/tuhan.
Bentuk-Bentuk Azab yang Diturunkan Allah
Allah memberikan berbagai bentuk azab kepada umat-umat yang ingkar, antara lain:
- Banjir besar: Menimpa kaumnya Nabi Nuh.
- Angin topan: Membinasakan kaum ‘Ad.
- Hujan batu: Menghancurkan kaum Tsamud.
- Gempa bumi: Menimpa kaum Nabi Luth.
- Dikutuk menjadi batu: Menimpa sebagian kaum Nabi Musa.
Pelajaran yang Dapat Kita Ambil
Dari kisah-kisah ini, ada beberapa pelajaran penting yang bisa kita ambil:
1. Beriman kepada Allah dan Rasul-Nya
Kita harus meyakini keberadaan Allah dan menerima kebenaran yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW.
2. Menjauhi dosa dan maksiat
Kita harus berusaha untuk menghindari segala bentuk perbuatan yang dilarang oleh Allah.
3. Berbuat baik kepada sesama
Kita harus saling membantu, menyayangi, dan menghormati satu sama lain.
4. Bersyukur atas nikmat Allah
Kita harus selalu bersyukur atas segala nikmat yang telah Allah berikan.
Dengan merenungkan kisah-kisah umat terdahulu, kita diharapkan dapat mengambil hikmah dan pelajaran agar tidak terjerumus dalam kesesatan dan kebinasaan yang sama.
Salah satu contoh Ayat Al-Qur’an yang Berkaitan yaitu adalah surah QS. Al-An’am Ayat-6
اَلَمۡ يَرَوۡا كَمۡ اَهۡلَـكۡنَا مِنۡ قَبۡلِهِمۡ مِّنۡ قَرۡنٍ مَّكَّنّٰهُمۡ فِى الۡاَرۡضِ مَا لَمۡ نُمَكِّنۡ لَّـكُمۡ وَاَرۡسَلۡنَا السَّمَآءَ عَلَيۡهِمۡ مِّدۡرَارًا ۖ وَّجَعَلۡنَا الۡاَنۡهٰرَ تَجۡرِىۡ مِنۡ تَحۡتِهِمۡ فَاَهۡلَكۡنٰهُمۡ بِذُنُوۡبِهِمۡ وَاَنۡشَاۡنَا مِنۡۢ بَعۡدِهِمۡ قَرۡنًا اٰخَرِيۡنَ
“Alam yaraw kam ahlaknaã mín qablihím min qarnim makkannaãhum fil ardi maa lam numakkil lakum wa arsalnas samaã’a ‘alaihim midraãranw wa ja’alnal anhaãra tajrií mín tahtíhim fa ahlak naãhum bizunuûbíhim wa anshaãnaa mím ba’dihím qarnan aãkharíin.”
Artinya:
“Tidakkah mereka memperhatikan berapa banyak generasi sebelum mereka yang telah Kami binasakan, padahal (generasi itu) telah Kami teguhkan kedudukannya di bumi, yaitu keteguhan yang belum pernah Kami berikan kepadamu. Kami curahkan hujan yang lebat untuk mereka dan Kami jadikan sungai-sungai mengalir di bawah mereka, kemudian Kami binasakan mereka karena dosa-dosa mereka sendiri, dan Kami ciptakan generasi yang lain setelah generasi mereka.”
Sebagai perbandingan, Allah mengajak orang-orang kafir untuk merenungkan nasib kaum-kaum terdahulu yang selalu menolak dan mengingkari ayat-ayat-Nya. Tidakkah mereka memperhatikan dengan saksama betapa banyaknya generasi sebelum mereka yang dihancurkan karena kesombongan mereka dalam menolak kebenaran, meskipun Allah telah memberikan mereka kekuasaan, kekayaan, dan keturunan yang melimpah, jauh lebih besar dari yang diberikan kepada umat Nabi Muhammad. Allah juga menurunkan hujan yang lebat, membuat lahan pertanian mereka subur, dan menjadikan sungai-sungai mengalir di bawah tempat tinggal mereka, menciptakan kemakmuran dan keindahan.
Namun, karena kekufuran dan kesombongan mereka, Allah membinasakan mereka dengan berbagai bencana alam. Bencana itu merupakan akibat dari dosa-dosa mereka sendiri, seperti gaya hidup yang berlebihan, penyimpangan seksual, kejahatan, dan kekerasan yang melampaui batas kemanusiaan. Setelah mereka dihancurkan, Allah menggantikan mereka dengan generasi baru.
Allah memperingatkan kaum kafir bahwa mereka telah mengetahui sejarah umat-umat terdahulu seperti kaum Nuh, ‘Ad, dan Samud, yang telah dihancurkan oleh Allah. Umat-umat tersebut diberi kekuatan, kemerdekaan, dan kemakmuran yang jauh melebihi apa yang dimiliki kaum musyrik Arab. Bumi mereka diberkahi dengan hujan yang deras dan sungai-sungai yang mengalir, menciptakan kemakmuran dan kesuburan. Namun, semua nikmat tersebut tidak dapat menyelamatkan mereka dari azab Allah akibat dosa-dosa mereka.
Dua dosa utama yang menyebabkan kehancuran mereka adalah: pertama, menolak para rasul dan mengingkari ajaran mereka, serta memperolok-olokkan kebenaran; kedua, kufur nikmat, yaitu tidak bersyukur atas nikmat Allah dan menggunakannya untuk hal-hal yang bertentangan dengan petunjuk-Nya.
Banyak ayat Al-Qur’an yang menceritakan sebab-sebab kehancuran umat terdahulu. Salah satunya adalah firman Allah dalam surah al-Qasas (28:59) yang menegaskan bahwa Allah tidak akan menghancurkan suatu kaum kecuali mereka telah berbuat zalim.
Azab Allah datang dalam dua bentuk: pertama, kehancuran total hingga suatu kaum musnah sepenuhnya; kedua, pencabutan kekuatan dan kemerdekaan mereka, sehingga mereka menjadi kaum yang lemah dan terhina. Setelah mereka musnah, Allah menggantinya dengan kaum yang memiliki sifat-sifat baik, yang berlawanan dengan sifat buruk kaum sebelumnya.
Ayat ini memperingatkan kaum musyrik Mekah bahwa kekuatan dan kekuasaan mereka tidak akan mampu melindungi mereka hukuman dari Allah, sebagaimana yang telah terjadi pada umat-umat terdahulu.
Source: kemenag.go.id