Tanaman yang bisa nyakar – Tidak semua akar itu diam dan tersembunyi di bawah tanah. Beberapa tanaman justru tampil percaya diri dengan sistem perakaran yang mencuat ke permukaan seperti cakar raksasa yang menggenggam bumi. Fenomena ini tak hanya menakjubkan secara visual, tetapi juga mengandung pelajaran ekologis dan fungsional yang penting. Di banyak kota besar maupun desa-desa tropis, pohon-pohon seperti beringin dan trembesi kerap jadi “penyabot trotoar” karena akar mereka yang agresif namun memikat.
1. Pohon Beringin
Di tengah kota Lumajang, salah satu tanaman di Lumajang yang sudah roboh atau tumbang, pernah mendokumentasikan sebuah pohon beringin (Ficus benghalensis) yang akarnya menjalar dari dahan, turun, dan perlahan berubah menjadi batang kedua yang kokoh. Akar gantung ini, setelah menyentuh tanah, akan menyatu menjadi struktur keras—seolah tangan raksasa yang menancap untuk menstabilkan batang utama. Akar-akar tersebut bukan hanya menyokong kehidupan pohon, tapi juga sering jadi rumah bagi burung, kelelawar, dan bahkan semut kayu.
2. Pohon Trembesi
Bukan cuma beringin yang suka “nyakar.” Trembesi (Samanea saman), dengan mahkotanya yang lebar dan rindang, menyimpan kejutannya sendiri. Sistem perakarannya dangkal namun luas, dan sangat sering mengangkat lapisan tanah atau aspal yang menutupinya. Banyak pengelola taman kota akhirnya belajar bahwa menanam trembesi terlalu dekat ke jalur pejalan kaki adalah formula untuk kerja perbaikan jangka panjang.
3. Pohon Saga
Yang menarik, akar-akar mencakar ini sebenarnya tidak “nakal”—mereka hanya sedang melakukan apa yang alam perintahkan: bertahan. Dalam kondisi angin kencang atau tanah kurang dalam, akar permukaan seperti ini memberikan stabilitas tambahan. Hal ini juga sering ditemui pada jenis-jenis palem, terutama palem kipas atau palem raja. Di daerah pantai berangin seperti Pangandaran, akar-akar palem kadang bisa terlihat mencuat dari tanah, tampak seperti jari-jari tangan yang mencengkram kuat.
Pohon saga (Adenanthera pavonina), yang dikenal dengan bijinya yang merah mencolok, ternyata juga memiliki akar yang bisa menonjol. Di beberapa area sekolah tua dan kompleks perkantoran zaman Belanda, pohon saga tua menunjukkan struktur akar yang terangkat, membentuk jalur alami yang seolah mengundang anak-anak untuk melompati cakar-cakar itu saat istirahat.
Di kalangan petani lokal dan penghobi tanaman, istilah “tanaman yang bisa nyakar” bukanlah sekadar mitos. Meski terdengar seperti istilah gaul kebun, nyatanya fenomena ini nyata — dan penting untuk diketahui. Tanaman yang “nyakar” mengacu pada jenis-jenis tumbuhan yang sistem perakarannya mampu menjalar kuat, mencengkeram tanah, bahkan menembus media tanam dengan agresivitas yang mengejutkan.
Fenomena ini sering kali membawa dua sisi mata uang: menguntungkan bagi struktur tanah, tapi bisa jadi tantangan serius jika tak dikelola dengan baik.
Akar yang Menaklukkan: Contoh Tanaman yang Sering “Nyakar”
Beberapa tanaman sudah terkenal di kalangan petani karena kemampuan “nyakarnya” yang luar biasa. Salah satu contohnya adalah singkong (Manihot esculenta). Akar tunggangnya yang tebal tidak hanya mampu menembus lapisan tanah keras, tapi juga memperbaiki struktur tanah secara alami.
Contoh lainnya adalah akar kelor (Moringa oleifera) yang sering digunakan dalam reboisasi karena daya jelajah akarnya yang luar biasa. Bahkan, dalam beberapa kasus, akar kelor ditemukan mampu menembus batuan lempung keras—membuatnya menjadi pahlawan dalam proyek penghijauan kritis.
Namun, jangan lupakan si raja akar: pohon bambu. Meski bukan tanaman pangan, bambu dikenal “nyakar” sampai ke septic tank kalau ditanam terlalu dekat rumah. Ini bukan cerita horor urban—beberapa warga di Sleman, Yogyakarta, pernah harus membongkar lantai kamar mandi karena akar bambu tetangga menyeruak dari dalam sumur resapan.
Baca Juga: Cara Mengolah Daun Gempur Batu — Ramuan Tradisional yang Kembali Naik Daun
Manfaat “Nyakar” bagi Lahan dan Pertanian
Jika dikelola dengan benar, kemampuan tanaman untuk “nyakar” justru sangat membantu dalam mempertahankan kesuburan tanah. Di lahan miring atau rawan longsor, tanaman seperti vetiver (akar wangi) justru disarankan karena bisa mencengkeram lereng dengan kuat. Bahkan di beberapa proyek DAS (Daerah Aliran Sungai), akar vetiver disebut-sebut menyelamatkan area dari erosi besar-besaran.
Menurut data dari Balai Penelitian Tanah, struktur akar dalam seperti milik vetiver bisa menembus kedalaman hingga 3 meter dalam kondisi tanah optimal. Dengan ini, bukan hanya permukaan tanah yang terlindungi, tapi air hujan pun bisa lebih cepat meresap — mengurangi risiko banjir dan limpasan permukaan.
Tapi Hati-Hati: Tidak Semua Tanah Suka “Dicakar”
Kita juga perlu waspada. Tanah gambut atau lahan sempit yang dekat dengan pondasi bangunan tidak cocok ditanami tanaman yang “nyakar”. Misalnya, banyak kasus di perkotaan di mana akar mangga atau jambu air tiba-tiba merusak pipa saluran air. Padahal, awalnya hanya ingin menambah hijau di halaman.
Untuk para penghobi tanaman dalam pot pun harus berhati-hati. Tanaman seperti monstera atau sirih gading jika dibiarkan terlalu lama dalam pot kecil akan “nyakar” keluar, merusak meja atau bahkan menembus retakan tembok yang lembap.
Tips dari albytalks.com: Kelola Akar, Jangan Dibiarkan Mengamuk
Dari beberapa eksperimen dan pengamatan yang kami lakukan di albytalks.com, ada beberapa pelajaran penting yang bisa dipetik saat berurusan dengan tanaman agresif:
- Pilih media tanam yang cukup dalam dan kaya nutrisi agar akar tidak “kabur” mencari makan ke mana-mana.
- Lakukan pruning akar untuk tanaman pot minimal setahun sekali.
- Tanam di lokasi strategis, jauh dari pipa air, septic tank, dan pondasi rumah.
- Gunakan polybag atau planter bag berlapis pelindung akar jika menanam jenis tanaman agresif seperti lengkeng, nangka mini, atau jenis pohon lainnya dalam skala rumah tangga.
Satu lagi yang sering dilupakan: akar yang kuat juga berarti tanaman bisa tumbuh lebih besar dari dugaan awal. Jadi, jangan tertipu ukuran awal bibit. Apa yang tampak mungil bisa menjelma menjadi raksasa dalam beberapa musim tanam saja.
Akar yang “nyakar” bukan hanya cerita tukang kebun atau bualan petani lama. Ini fakta lapangan yang nyata, dan penting untuk dipahami baik bagi petani urban maupun pengelola lahan besar. Bila dikelola dengan bijak, sifat “nyakar” ini bisa menjadi senjata alami dalam membangun pertanian yang tahan iklim dan ramah lingkungan.
Kalau masih bingung jenis tanaman mana yang cocok untuk ditanam di lahan Anda tanpa merusak sekelilingnya, jangan ragu berkonsultasi langsung ke penyuluh pertanian lokal atau temukan referensi lain di albytalks.com yang secara rutin membahas pertanian praktis dari sudut pandang warga biasa.
Jadi, lain kali saat melihat akar yang keluar dari pot atau menjalar ke tembok, jangan panik dulu. Bisa jadi itu tanda tanaman Anda sedang menunjukkan jati dirinya sebagai “nyakar sejati.”
Itulah sebagai beberapa jenis tanaman yang bisa nyakar, semoga informasi ini bermanfaat!