Pernahkah Anda merasa sedikit bingung ketika mendengar atau membaca tentang Masjid Al-Aqsa? Mungkin ada pertanyaan di benak Anda, “Mana yang disebut Masjid Al-Aqsa sebenarnya? Apakah yang kubahnya emas itu, atau yang lain?” Jangan khawatir, Anda tidak sendiri. Banyak sekali orang yang masih kesulitan membedakan antara Masjid Al-Aqsa yang sebenarnya dengan Kubah Batu (Dome of the Rock), dua ikon bersejarah dan spiritual yang seringkali disalahartikan.
Kekeliruan ini wajar terjadi, mengingat keduanya berada dalam satu area kompleks yang sama dan sama-sama memiliki nilai sejarah serta keagamaan yang luar biasa. Namun, memahami perbedaan fundamental antara keduanya adalah kunci untuk mengapresiasi kekayaan sejarah dan arsitektur Yerusalem secara lebih mendalam.
Artikel mendalam ini akan menjadi panduan Anda. Saya akan bertindak sebagai mentor Anda, membawa Anda menelusuri sejarah panjang dan membedah setiap detail penting agar Anda tidak lagi bingung. Mari kita luruskan pemahaman ini bersama, langkah demi langkah, dengan gaya yang mudah dicerna dan informatif.
Memahami Kompleks Al-Haram al-Sharif: Rumah Bagi Keduanya
Sebelum kita menyelami lebih jauh, mari kita pahami terlebih dahulu konteksnya. Baik Masjid Al-Aqsa maupun Kubah Batu adalah bagian dari sebuah area suci yang sangat luas dan bersejarah di Kota Tua Yerusalem. Area ini dikenal dengan banyak nama, di antaranya adalah Al-Haram al-Sharif (Tanah Suci yang Mulia) atau Temple Mount.
Bayangkan Al-Haram al-Sharif ini sebagai sebuah kampus universitas yang besar. Di dalam kampus tersebut, ada banyak gedung, taman, dan fasilitas lainnya. Masjid Al-Aqsa dan Kubah Batu adalah dua bangunan utama dan paling ikonik di ‘kampus’ suci ini.
Seluruh kompleks Al-Haram al-Sharif, dengan luas sekitar 144.000 meter persegi, adalah situs tersuci ketiga dalam Islam setelah Masjidil Haram di Makkah dan Masjid Nabawi di Madinah.
Masjid Al-Aqsa: Bangunan Utama Berkubah Abu-abu
Ketika umat Islam menyebut “Masjid Al-Aqsa”, seringkali yang dimaksud adalah seluruh kompleks Al-Haram al-Sharif. Namun, secara spesifik, “Masjid Al-Aqsa” juga merujuk pada bangunan masjid utama yang terletak di sisi selatan kompleks tersebut.
Bangunan ini dikenal dengan ciri khas kubahnya yang berwarna abu-abu kehijauan (timah). Inilah Masjid Al-Aqsa yang disebutkan dalam Al-Qur’an sebagai tujuan Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad SAW.
Sejarah Pembangunan dan Renovasi
- Awal Mula: Pondasi pertama Masjid Al-Aqsa diyakini telah diletakkan oleh Nabi Adam AS, kemudian dibangun kembali oleh Nabi Ibrahim AS, dan Nabi Sulaiman AS. Dalam tradisi Islam, Al-Aqsa adalah masjid kedua yang dibangun di bumi setelah Ka’bah.
- Konstruksi Modern: Bangunan masjid yang kita kenal sekarang, dengan struktur yang lebih permanen, dimulai pada masa Khalifah Abdul Malik bin Marwan dari Kekhalifahan Umayyah sekitar tahun 690 M. Pembangunannya diselesaikan oleh putranya, Al-Walid I, pada tahun 705 M.
- Berbagai Perbaikan: Sepanjang sejarahnya yang panjang, Masjid Al-Aqsa telah mengalami kerusakan akibat gempa bumi dan penaklukan. Namun, selalu ada upaya rekonstruksi dan renovasi oleh berbagai dinasti Islam, termasuk Abbasiyah, Fatimiyah, Ayyubiyah (Salahuddin Al-Ayyubi banyak berkontribusi), Mamluk, dan Utsmaniyah. Ini menunjukkan betapa pentingnya masjid ini bagi umat Islam lintas generasi.
Sebagai contoh, setelah gempa bumi parah di abad ke-8, Khalifah Al-Mansur dari Dinasti Abbasiyah memimpin renovasi besar-besaran, memastikan struktur masjid tetap kokoh dan megah untuk ibadah.
Kubah Batu (Dome of the Rock): Ikon Emas yang Memukau
Sekarang, mari kita beralih ke bangunan yang sering disalahartikan sebagai “Masjid Al-Aqsa”: Kubah Batu atau dalam bahasa Arabnya, Qubbat as-Sakhra. Bangunan ini adalah ikon paling mencolok di Yerusalem dengan kubahnya yang berkilau emas dan dinding mozaik berwarna-warni.
Kubah Batu bukanlah masjid dalam arti tradisional, melainkan sebuah ‘kuil’ atau monumen suci yang dibangun di atas Batu Fondasi (Foundation Stone) yang sangat dihormati.
Signifikansi dan Arsitektur
- Pembangunan: Kubah Batu juga dibangun oleh Khalifah Abdul Malik bin Marwan, dimulai pada tahun 691 M dan selesai pada tahun 692 M. Tujuannya adalah untuk menjadi struktur yang indah dan monumental untuk melindungi Batu Fondasi serta menandai pentingnya Yerusalem dalam Islam.
- Batu Fondasi: Di bawah kubah emas tersebut terdapat sebuah batu cadas yang dipercaya sebagai tempat Nabi Muhammad SAW menginjakkan kaki sebelum mi’raj (naik ke langit) dalam peristiwa Isra’ Mi’raj. Bagi umat Yahudi, batu ini juga sangat suci, diyakini sebagai tempat Bait Suci Pertama dan Kedua mereka berdiri, dan juga lokasi penciptaan dunia.
- Keindahan Arsitektur: Kubah Batu adalah salah satu contoh arsitektur Islam awal yang paling indah dan terawat. Eksteriornya dihiasi dengan kaligrafi Al-Qur’an yang rumit dan interiornya dihiasi dengan mozaik bizantium dan Persia yang menakjubkan.
Ketika Anda melihat foto Kubah Batu, perhatikan detail kaligrafi ayat Al-Qur’an yang melingkari bagian atas bangunannya. Ini bukan sekadar hiasan, melainkan pesan-pesan ilahi yang terukir indah, menunjukkan dedikasi mendalam Khalifah dalam membangun monumen ini.
Perbedaan Esensial: Fungsi dan Lokasi
Setelah mengenal keduanya, mari kita simpulkan perbedaan utamanya agar semakin jelas:
- Masjid Al-Aqsa:
- Fungsi: Masjid fungsional tempat shalat lima waktu, khutbah Jumat, dan kegiatan keagamaan lainnya. Ini adalah masjid dalam arti sebenarnya.
- Lokasi: Terletak di bagian selatan kompleks Al-Haram al-Sharif.
- Ciri Khas: Bangunan dengan kubah abu-abu/timah.
- Kubah Batu (Dome of the Rock):
- Fungsi: Monumen suci yang dibangun untuk melindungi Batu Fondasi, tempat Nabi Muhammad SAW mi’raj. Meskipun bisa digunakan untuk shalat, fungsi utamanya adalah sebagai monumen dan penanda situs suci.
- Lokasi: Terletak di tengah-tengah atau agak di utara kompleks Al-Haram al-Sharif, di tempat yang lebih tinggi.
- Ciri Khas: Bangunan segi delapan dengan kubah emas yang mencolok.
Jadi, untuk mudahnya, ingatlah ini: Masjid Al-Aqsa (dengan ‘A’ besar) merujuk pada seluruh kompleks, sementara ‘Masjid al-Qibli’ (masjid utama berkubah abu-abu) dan ‘Kubah Batu’ (monumen berkubah emas) adalah dua bangunan berbeda di dalamnya.
Signifikansi Keagamaan dan Sejarah Bersama
Meskipun berbeda, keduanya memiliki ikatan sejarah dan keagamaan yang tak terpisahkan, menjadikannya salah satu situs paling penting di dunia.
- Isra’ Mi’raj: Seluruh kompleks Al-Haram al-Sharif adalah ‘Masjid Al-Aqsa’ yang disebut dalam Al-Qur’an, tempat Nabi Muhammad SAW melakukan perjalanan malam dari Makkah dan kemudian naik ke langit. Kubah Batu menandai titik awal kenaikan tersebut.
- Qibla Pertama: Masjid Al-Aqsa (kompleks) adalah kiblat pertama umat Islam sebelum kemudian dipindahkan ke Ka’bah di Makkah. Ini menunjukkan warisan spiritual yang mendalam.
- Hubungan dengan Para Nabi: Situs ini memiliki hubungan erat dengan banyak Nabi, termasuk Nabi Adam, Ibrahim, Daud, Sulaiman, Zakariya, Yahya, Isa, dan Muhammad, menjadikannya tempat suci bagi tiga agama monoteistik.
Bayangkan Anda sedang berada di sana. Anda bisa merasakan lapisan-lapisan sejarah dan spiritual yang menyelimuti setiap sudut. Ini bukan hanya tentang bangunan, tapi tentang narasi peradaban dan iman yang panjang.
Kesalahpahaman Umum dan Klarifikasi
Masih ada beberapa kesalahpahaman yang sering muncul. Mari kita bahas.
- Apakah Kubah Batu itu Masjid Al-Aqsa? Tidak. Kubah Batu adalah monumen suci yang berdiri di dalam kompleks Al-Aqsa, bukan Masjid Al-Aqsa itu sendiri. Masjid Al-Aqsa spesifik adalah bangunan berkubah abu-abu di selatan kompleks.
- Apakah ada bangunan lain di Al-Haram al-Sharif? Ya, selain kedua bangunan ikonik ini, ada juga masjid kecil lainnya seperti Masjid Marwani, gerbang-gerbang kuno, madrasah (sekolah), air mancur, dan halaman luas. Semuanya adalah bagian dari kompleks Al-Aqsa.
- Mengapa penting membedakannya? Memahami perbedaan ini tidak hanya penting untuk akurasi sejarah dan arsitektur, tetapi juga untuk menghindari misinformasi yang dapat memicu ketegangan atau kesalahpahaman geopolitik. Pengetahuan yang akurat adalah kekuatan.
Tips Praktis Memahami dan Menghargai Sejarah Masjid Al-Aqsa (Perbedaan dengan Kubah Batu)
Untuk membantu Anda mengingat dan memahami lebih dalam, berikut adalah beberapa tips praktis:
- Visualisasikan: Ketika melihat gambar atau video, cari kubah. Jika kubahnya emas, itu Kubah Batu. Jika kubahnya abu-abu kehijauan, itu Masjid Al-Aqsa (bangunan utama).
- Konteks Kompleks: Selalu ingat bahwa “Masjid Al-Aqsa” juga merujuk pada seluruh area Al-Haram al-Sharif, yang mencakup kedua bangunan tersebut beserta lainnya. Ini seperti “White House” bisa merujuk pada seluruh gedung atau hanya ruang Oval Office.
- Cari Sumber Terpercaya: Bacalah informasi dari sumber-sumber sejarah Islam, arkeologi, dan media berita yang memiliki reputasi baik untuk mendapatkan perspektif yang seimbang dan akurat.
- Belajar Arsitektur: Perhatikan gaya arsitektur masing-masing bangunan. Kubah Batu memiliki bentuk oktagonal (segi delapan) yang khas, sementara Masjid Al-Aqsa lebih tradisional dengan aula shalat yang luas.
- Kunjungi Secara Virtual: Manfaatkan tur virtual atau video dokumenter untuk merasakan ‘suasana’ kompleks dan melihat letak masing-masing bangunan secara langsung. Ini akan sangat membantu visualisasi Anda.
FAQ Seputar Sejarah Masjid Al-Aqsa (Perbedaan dengan Kubah Batu/Dome of the Rock)
1. Apakah Masjid Al-Aqsa dan Kubah Batu itu sama?
Tidak. Keduanya adalah dua bangunan yang berbeda secara fungsi dan arsitektur, meskipun keduanya berada di dalam satu kompleks suci yang sama, yaitu Al-Haram al-Sharif. Masjid Al-Aqsa adalah masjid fungsional utama di selatan kompleks dengan kubah abu-abu, sedangkan Kubah Batu adalah monumen dengan kubah emas yang menandai Batu Fondasi di tengah kompleks.
2. Mengapa Kubah Batu berwarna emas?
Kubah Batu dilapisi dengan lempengan emas, sebuah tradisi yang sudah ada sejak masa pembangunannya oleh Khalifah Abdul Malik bin Marwan. Penggunaan emas bertujuan untuk memberikan keagungan dan kemuliaan pada monumen yang melindungi situs suci, serta menunjukkan kemewahan dan kekuasaan Islam pada masa itu.
3. Siapa yang membangun Masjid Al-Aqsa dan Kubah Batu?
Kedua bangunan monumental ini dibangun pada masa Kekhalifahan Umayyah. Pondasi Masjid Al-Aqsa (bangunan utama) diletakkan oleh Khalifah Abdul Malik bin Marwan dan diselesaikan oleh putranya, Al-Walid I, di awal abad ke-8 M. Sementara itu, Kubah Batu dibangun seluruhnya oleh Khalifah Abdul Malik bin Marwan pada akhir abad ke-7 M.
4. Apakah ada masjid lain di dalam kompleks Al-Aqsa?
Ya, selain bangunan utama Masjid Al-Aqsa di selatan dan Kubah Batu di tengah, ada juga beberapa area shalat dan masjid kecil lainnya di dalam kompleks Al-Haram al-Sharif. Salah satu yang terkenal adalah Masjid Marwani (juga dikenal sebagai Solomon’s Stables), sebuah aula shalat bawah tanah yang besar di sudut tenggara kompleks.
5. Apa pentingnya kompleks ini bagi umat Islam?
Kompleks Al-Aqsa (Al-Haram al-Sharif) adalah situs tersuci ketiga dalam Islam. Ini adalah kiblat pertama umat Islam dan merupakan tempat di mana Nabi Muhammad SAW memulai perjalanan Isra’ Mi’raj ke langit. Keberadaannya di Yerusalem juga sangat penting sebagai simbol hubungan sejarah antara Islam dan Yerusalem, serta menjadi pusat bagi banyak peristiwa kenabian dalam Islam.
Kesimpulan: Membuka Gerbang Pemahaman yang Lebih Jelas
Kita telah menelusuri perjalanan panjang sejarah dan arsitektur Masjid Al-Aqsa dan Kubah Batu. Sekarang, Anda seharusnya sudah tidak lagi bingung. Masjid Al-Aqsa adalah nama untuk seluruh kompleks suci, sekaligus untuk bangunan masjid berkubah abu-abu di bagian selatan. Sementara itu, Kubah Batu adalah monumen berkubah emas yang menjadi penanda salah satu titik paling suci di dalamnya.
Pemahaman yang tepat ini bukan hanya sekadar pengetahuan, melainkan fondasi penting untuk menghargai warisan budaya, sejarah, dan spiritual yang luar biasa di Yerusalem. Dengan pengetahuan ini, Anda kini lebih percaya diri dan tercerahkan, mampu menjelaskan perbedaan ini kepada siapa pun yang masih bingung.
Teruslah belajar dan menyelami kekayaan sejarah. Jangan ragu untuk mencari tahu lebih banyak dan berbagi pengetahuan yang akurat ini. Mari kita menjadi bagian dari solusi untuk menyebarkan informasi yang benar dan membangun jembatan pemahaman.




