Cara melakukan wawancara mendalam (in-depth interview)

ahmad

Pernahkah Anda merasa kesulitan menggali informasi yang benar-benar esensial dari seseorang? Atau mungkin, Anda ingin memahami lebih dalam sudut pandang, motivasi, atau pengalaman unik narasumber, namun rasanya pertanyaan-pertanyaan standar tidak cukup?

Jika jawaban Anda “Ya”, maka Anda berada di tempat yang tepat. Menguasai cara melakukan wawancara mendalam (in-depth interview) adalah sebuah keterampilan berharga yang akan membuka pintu menuju pemahaman yang jauh lebih kaya dan akurat.

Mari kita selami bersama bagaimana Anda bisa menjadi pewawancara yang andal, mampu menggali cerita di balik cerita, dan mendapatkan insight yang luar biasa. Siap untuk membawa kemampuan wawancara Anda ke level berikutnya?

Wawancara mendalam, atau in-depth interview, bukanlah sekadar tanya jawab biasa. Ini adalah metode riset kualitatif yang dirancang untuk mendapatkan pemahaman yang kaya dan detail mengenai sudut pandang, pengalaman, perasaan, dan motivasi seseorang.

Tujuannya adalah untuk memahami “mengapa” di balik “apa”, bukan hanya mengumpulkan fakta di permukaan.

Dalam wawancara mendalam, narasumber didorong untuk bercerita secara bebas, sementara pewawancara bertindak sebagai fasilitator yang terampil, menggali lebih jauh dengan pertanyaan-pertanyaan lanjutan.

1. Persiapan Matang: Kunci Sukses Wawancara Mendalam

Persiapan adalah 80% dari kesuksesan sebuah wawancara mendalam. Tanpa persiapan yang solid, Anda berisiko kehilangan arah dan gagal mendapatkan informasi yang Anda butuhkan.

Ini bukan hanya tentang membuat daftar pertanyaan, tetapi juga memahami konteks dan tujuan Anda.

Pahami Tujuan Riset Anda

Sebelum memulai, pastikan Anda tahu persis apa yang ingin Anda pelajari atau masalah apa yang ingin Anda pecahkan. Tujuan yang jelas akan memandu seluruh proses wawancara Anda.

Misalnya, jika Anda ingin mengetahui mengapa pelanggan berhenti menggunakan produk Anda, fokus wawancara Anda adalah mencari tahu akar masalah kepuasan pelanggan.

Susun Panduan Wawancara (Interview Guide)

Panduan ini adalah kerangka pertanyaan, bukan naskah kaku. Ini membantu Anda tetap pada jalur, namun tetap memberi ruang untuk eksplorasi.

  • Pertanyaan Pembuka: Mulai dengan pertanyaan umum, mudah dijawab, untuk membangun kenyamanan. Contoh: “Bisa ceritakan sedikit tentang pengalaman Anda menggunakan aplikasi X?”
  • Pertanyaan Inti: Ini adalah pertanyaan yang berkaitan langsung dengan tujuan riset Anda.
  • Pertanyaan Probing: Pertanyaan lanjutan yang menggali lebih dalam. Contoh: “Bisa jelaskan lebih lanjut maksud Anda?”, “Mengapa menurut Anda begitu?”, “Bagaimana perasaan Anda saat itu?”
  • Pertanyaan Penutup: Memberi kesempatan narasumber menambahkan informasi yang mungkin terlewat. Contoh: “Ada hal lain yang ingin Anda sampaikan atau tambahkan?”

Riset Narasumber

Sedikit riset tentang latar belakang narasumber (jika memungkinkan) dapat membantu Anda merumuskan pertanyaan yang lebih relevan dan membangun koneksi awal.

Misalnya, mengetahui posisi atau pengalaman profesional mereka akan membantu Anda menyesuaikan gaya dan terminologi pertanyaan.

2. Membangun Rapport: Menumbuhkan Kepercayaan

Wawancara mendalam sangat bergantung pada tingkat kepercayaan antara Anda dan narasumber. Jika narasumber merasa nyaman dan percaya, mereka akan lebih terbuka untuk berbagi pemikiran dan perasaan jujur.

Membangun rapport adalah langkah pertama dan terpenting.

Mulai dengan Obrolan Ringan

Awali wawancara dengan topik yang santai dan tidak terkait dengan riset. Ini bisa tentang cuaca, perjalanan mereka, atau hal-hal umum lainnya.

Ini membantu mencairkan suasana dan mengurangi ketegangan awal. Anggap saja seperti Anda sedang bertemu teman baru.

Tunjukkan Empati dan Rasa Hormat

Perlakukan narasumber sebagai individu yang berharga. Dengarkan dengan penuh perhatian, anggukkan kepala, dan gunakan bahasa tubuh yang menunjukkan Anda tertarik.

Sampaikan bahwa tidak ada jawaban “salah” atau “benar”, dan bahwa semua pandangan mereka berharga.

Jelaskan Tujuan dan Etika Wawancara

Transparansi sangat penting. Jelaskan tujuan wawancara secara singkat, bagaimana data akan digunakan, dan jamin kerahasiaan identitas mereka jika diperlukan.

Pastikan mereka tahu mereka memiliki hak untuk menolak menjawab pertanyaan tertentu atau mengakhiri wawancara kapan saja.

3. Teknik Bertanya Efektif: Menggali Informasi di Balik Jawaban

Inti dari wawancara mendalam adalah kemampuan Anda untuk bertanya secara efektif. Ini bukan hanya tentang mengajukan pertanyaan, tetapi tentang bagaimana Anda mengajukannya dan bagaimana Anda menindaklanjuti jawaban.

Gunakan Pertanyaan Terbuka (Open-ended Questions)

Pertanyaan terbuka mendorong narasumber untuk memberikan jawaban yang lebih dari sekadar “ya” atau “tidak”. Mereka memicu cerita dan detail.

Contoh: Daripada “Apakah Anda suka produk ini?”, tanyakan “Bagaimana pengalaman Anda saat menggunakan produk ini?”

Manfaatkan Teknik Probing

Probing adalah seni menggali lebih dalam. Ini adalah jantung wawancara mendalam. Ada beberapa jenis probing yang bisa Anda gunakan:

  • Elaborasi: “Bisa jelaskan lebih detail tentang itu?”
  • Klarifikasi: “Maksud Anda, seperti apa?”
  • Asosiasi/Contoh: “Bisakah Anda berikan contoh konkretnya?”
  • Perasaan/Emosi: “Bagaimana perasaan Anda ketika itu terjadi?”
  • Perbandingan: “Apakah ada perbedaan dengan pengalaman Anda sebelumnya?”

Hindari Pertanyaan Menggiring (Leading Questions)

Pertanyaan menggiring secara tidak langsung menyarankan jawaban yang Anda harapkan, sehingga bisa bias.

Contoh: Daripada “Anda pasti setuju bahwa fitur X sangat membantu, bukan?”, lebih baik tanyakan “Bagaimana pendapat Anda tentang fitur X?”

4. Mendengarkan Aktif dan Observasi Tajam

Wawancara mendalam bukan panggung untuk Anda, melainkan untuk narasumber. Kemampuan mendengarkan aktif dan mengobservasi isyarat non-verbal akan sangat memperkaya data Anda.

Dengarkan dengan Telinga dan Pikiran

Fokus sepenuhnya pada apa yang dikatakan narasumber. Jangan sibuk memikirkan pertanyaan selanjutnya saat mereka sedang berbicara.

Dengarkan bukan hanya kata-kata, tetapi juga nada suara, jeda, dan emosi yang tersirat.

Gunakan Bahasa Tubuh yang Mendorong

Anggukkan kepala, pertahankan kontak mata (namun jangan terlalu intens), dan sesekali berikan respons verbal singkat seperti “Oh begitu,” atau “Ya, saya mengerti.”

Ini menunjukkan bahwa Anda mendengarkan dan mendorong narasumber untuk melanjutkan.

Perhatikan Isyarat Non-Verbal

Ekspresi wajah, gerakan tangan, postur tubuh, bahkan perubahan warna kulit bisa menceritakan banyak hal yang tidak diucapkan. Catat observasi ini.

Misalnya, narasumber mungkin mengatakan “Saya baik-baik saja” tetapi dengan nada suara yang bergetar atau tatapan mata yang kosong. Ini adalah informasi berharga.

5. Mengelola Alur Wawancara: Fleksibilitas dalam Struktur

Meskipun Anda memiliki panduan wawancara, penting untuk tetap fleksibel. Wawancara mendalam yang baik seringkali terasa seperti percakapan alami, bukan interogasi.

Ikuti Arus Pembicaraan

Jika narasumber melenceng ke topik menarik yang relevan dengan tujuan riset Anda, ikuti saja. Ini bisa membawa Anda pada insight tak terduga.

Anda selalu bisa kembali ke panduan Anda setelah eksplorasi ini.

Kontrol Waktu Secara Bijak

Pantau durasi wawancara agar tidak terlalu singkat atau terlalu panjang. Beri tahu narasumber di awal perkiraan durasinya.

Jika waktu mulai mepet, prioritaskan pertanyaan inti yang belum terjawab.

Sadar Akan Kelelahan Narasumber

Wawancara mendalam bisa menguras energi. Perhatikan tanda-tanda kelelahan seperti jawaban yang semakin singkat atau kurang antusias.

Tawarkan jeda singkat jika diperlukan, atau perlahan-lahan mulai arahkan ke sesi penutupan.

6. Pencatatan dan Analisis: Mengabadikan dan Memahami Data

Data yang Anda kumpulkan selama wawancara mendalam akan percuma jika tidak dicatat dan dianalisis dengan baik. Ini adalah langkah krusial untuk mengubah percakapan menjadi insight yang berarti.

Opsi Pencatatan

  • Rekaman Audio (atau Video): Ini adalah metode terbaik karena menangkap setiap kata dan nada suara. Selalu minta izin narasumber terlebih dahulu.
  • Catatan Manual: Sambil merekam, buat catatan poin-poin penting, pertanyaan kunci, atau observasi non-verbal. Ini akan sangat membantu saat Anda melakukan transkripsi atau analisis nanti.

Transkripsi

Mentranskrip rekaman wawancara menjadi teks adalah langkah penting. Proses ini memang memakan waktu, tetapi ini adalah cara terbaik untuk memiliki data mentah yang bisa Anda analisis secara mendalam.

Jangan menunda transkripsi terlalu lama setelah wawancara.

Analisis Data Kualitatif

Setelah data tersedia dalam bentuk teks, mulailah mencari tema, pola, dan kategori. Ini adalah proses iteratif.

Anda bisa menggunakan teknik seperti coding (memberi label atau kode pada bagian teks yang relevan) untuk mengidentifikasi gagasan utama dan hubungan di antara mereka.

7. Etika dan Sensitivitas: Menjaga Kualitas dan Kenyamanan

Aspek etika adalah pilar penting dalam melakukan wawancara mendalam, terutama karena Anda akan berurusan dengan informasi pribadi dan sensitif.

Jaga Kerahasiaan

Jika Anda berjanji untuk merahasiakan identitas narasumber, patuhilah janji tersebut sepenuhnya. Gunakan nama samaran atau anonimkan data saat melaporkan temuan.

Kepercayaan adalah segalanya.

Peka Terhadap Topik Sensitif

Jika ada topik yang berpotensi sensitif, tanyakan dengan hati-hati dan berikan narasumber ruang untuk menolak menjawab.

Hormati batas-batas mereka dan jangan pernah memaksa. Siapkan diri Anda untuk mendengar hal-hal yang tidak nyaman.

Pastikan Keselamatan dan Kenyamanan

Pilih lokasi wawancara yang aman, nyaman, dan bebas gangguan. Pastikan narasumber merasa aman sepanjang proses wawancara.

Jika wawancara dilakukan secara online, pastikan koneksi stabil dan privasi terjaga.

Tips Praktis Menerapkan Cara melakukan wawancara mendalam (in-depth interview)

Untuk melengkapi panduan Anda, berikut adalah beberapa tips cepat dan praktis yang bisa langsung Anda terapkan:

  • Latih Keterampilan Probing Anda: Seringlah berlatih mengajukan pertanyaan lanjutan. Misalnya, saat Anda mengobrol santai, coba gali lebih dalam mengapa seseorang memiliki pendapat tertentu.
  • Jaga Sikap Netral: Hindari menunjukkan persetujuan atau ketidaksetujuan secara terang-terangan. Tugas Anda adalah mengumpulkan informasi, bukan menghakimi.
  • Ambil Jeda Hening: Jangan takut dengan keheningan. Terkadang, setelah pertanyaan, jeda singkat justru mendorong narasumber untuk berpikir lebih dalam dan mengungkapkan lebih banyak.
  • Ulangi Jawaban Narasumber: Sesekali, ulangi atau rangkum apa yang baru saja dikatakan narasumber dengan kata-kata Anda sendiri. Ini memastikan pemahaman Anda akurat dan menunjukkan bahwa Anda mendengarkan.
  • Perhatikan Bahasa yang Digunakan Narasumber: Jika narasumber menggunakan istilah atau frasa tertentu berulang kali, catat. Itu mungkin kunci untuk memahami pandangan mereka.
  • Selalu Bersiap untuk Kejutan: Wawancara mendalam jarang berjalan persis seperti yang direncanakan. Rangkul kejutan dan biarkan diri Anda belajar dari hal yang tak terduga.

FAQ Seputar Cara melakukan wawancara mendalam (in-depth interview)

1. Berapa lama idealnya durasi wawancara mendalam?

Durasi ideal umumnya berkisar antara 30 hingga 90 menit. Terlalu singkat mungkin tidak cukup untuk menggali kedalaman, terlalu panjang bisa menyebabkan kelelahan pada narasumber dan pewawancara. Sesuaikan dengan kompleksitas topik.

2. Bagaimana jika narasumber enggan bicara atau jawabannya terlalu singkat?

Cobalah untuk mengidentifikasi penyebabnya (misalnya, malu, tidak nyaman dengan pertanyaan). Gunakan teknik probing yang lembut seperti “Bisakah Anda ceritakan lebih banyak?” atau “Apa yang membuat Anda merasa begitu?”. Jika narasumber tetap tidak nyaman, ganti pertanyaan ke topik yang lebih netral atau ingatkan mereka bahwa tidak ada jawaban yang salah.

3. Apakah perlu merekam wawancara?

Sangat dianjurkan untuk merekam wawancara (audio atau video) setelah mendapatkan izin dari narasumber. Ini memastikan Anda tidak melewatkan detail penting dan memungkinkan Anda fokus pada mendengarkan aktif. Catatan manual bisa menjadi pelengkap, bukan pengganti utama rekaman.

4. Apa perbedaan utama antara wawancara mendalam dan wawancara biasa?

Wawancara biasa seringkali lebih terstruktur, fokus pada pengumpulan fakta, dan cenderung memiliki durasi yang lebih pendek. Wawancara mendalam lebih fleksibel, bertujuan untuk menggali pemahaman mendalam tentang motivasi, pengalaman, dan perasaan, dengan penekanan pada probing dan cerita narasumber.

5. Bagaimana cara menganalisis data dari wawancara mendalam?

Langkah pertama adalah transkripsi (mengubah rekaman menjadi teks). Kemudian, Anda bisa menggunakan metode analisis data kualitatif seperti analisis tematik. Ini melibatkan membaca data berulang kali, mengidentifikasi tema-tema utama, mengkode bagian teks yang relevan, dan mencari pola serta hubungan antar tema untuk membangun pemahaman yang komprehensif.

Kesimpulan

Menguasai cara melakukan wawancara mendalam (in-depth interview) adalah sebuah perjalanan yang memerlukan kesabaran, empati, dan praktik berkelanjutan. Ini adalah keterampilan yang memberdayakan Anda untuk tidak hanya mendengar apa yang dikatakan, tetapi memahami mengapa hal itu dikatakan, dan apa artinya bagi individu yang mengucapkannya.

Dengan persiapan yang matang, kemampuan membangun rapport, teknik bertanya yang efektif, mendengarkan aktif, serta etika yang kuat, Anda akan mampu membuka kedalaman pemahaman yang luar biasa.

Jangan ragu untuk mulai menerapkan prinsip-prinsip ini dalam setiap interaksi Anda. Ambil langkah pertama hari ini: pilih satu topik yang Anda minati, siapkan panduan sederhana, dan coba praktikkan wawancara mendalam dengan seseorang yang Anda kenal. Pengalaman adalah guru terbaik!

Bagikan:

[addtoany]

Tags

Baca Juga

TamuBetMPOATMPengembang Mahjong Ways 2 Menambahkan Fitur CuanPola Repetitif Mahjong Ways 1Pergerakan RTP Mahjong WinsRumus Pola Khusus Pancingan Scatter HitamAkun Cuan Mahjong Jadi Variasi Terbaru